Air terjun Maribaya
Lokasi
Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia
Tinggi total
120 m
Jumlah titik
1
Rata-rata laju aliran
Untuk menuju ke sini bisa dari arah kota
Bandung atau bisa juga dari arah kota Subang. Saya sengaja ambil yang dari kota
Subang karena memang sekalian mau ke Tangkuban Parahu. Jalur ini memang menjadi
jalur alternatif menuju Bandung dan pemandangan di kiri kanannya yang enak
dilihat.
Seperti biasa sebelum melakukan perjalanan,
saya mencari cari dulu sebanyak mungkin informasi. Baik informasi tentang rute
nya atau fasilitas dari tempat yang akan kita kunjungi. Ini semua agar
perjalanan jadi efisien.
Dari informasi yang didapat, baik berupa
tulisan atau gambar dari internet, Maribaya adalah kawasan wisata alam yang
dulunya terkenal dengan pemandian air panasnya. Tapi saat ini yang paling
dikenal adalah adanya curug / air terjun yang ada di beberapa tempat di lokasi
ini. Juga keadaan yang masih alami dengan pohon-pohon yang tinggi dan tentu
saja udara yang segar.
Saya dan keluarga memulai perjalanan dari
Bekasi berangkat jam 6 pagi. Dengan harapan kalau berangkat agak pagi nanti
jalan tol tidak terlalu padat. Pengalaman sebelumnya kalau weekend apalagi long
weekend kalau sudah agak siang arus lalu lintas padat. Bahkan cenderung macet.
Kali ini perjalanan rencananya akan
melewati jalur tol Cikampek – Cipularang – keluar di Sadang. Dari Sadang – Subang – Ciater – Lembang. Jalur ini biasanya
menjadi jalur alternatif ke Bandung, selain lewat tol Cipularang langsung ke
Bandung. Disamping karena untuk menghindari kemungkinan macet di Cipularang -
saat saya pergi ini adalah long weekend – juga di jalur ini pemandangannya
bagus dan yang lebih penting lagi dekat dengan lokasi yang akan kami tuju.
Perjalanan di tol Cikampek lancar. Ada
sedikit kepadatan di beberapa tempat, tetapi umumnya lancar. Begitu juga di tol
Cipularang keluar di Sadang, perjalanan lancar. Sementara jalur Sadang ke
Subang umumnya lancar. Cuma kadang-kadang harus mengurangi kecepatan karena ada
jalan yang menyempit atau rusak. Atau juga karena angkot yang jalannya agak
pelan dan kadang-kadang berhenti mendadak
Perjalanan mulai mengasyikan saat melintas
dari kota Subang menuju ke Ciater. Jalanan yang naik turun enak dilewati karena
mulus. Pemandangan di kiri kanan juga enak dilihat. Banyak penjual buah nanas
yang menggantungnya di depan kios yang memang merupakan ciri khas jalanan sini.
Buah nanas dari Subang, tepatnya di sekitar Jalan Cagak terkenal berbentuk
besar, airnya banyak dan manis.
Jalanan mulus dan naik turun seperti ini
terus sampai ke daerah Ciater. Selepas Ciater jalanan juga mulus tetapi mulai
banyak tanjakan yang lumayan curam dan panjang. Melewati sini mobil harus
sehat. Kalau tidak akan lelet saat menanjak dan bahkan mesin bisa kepanasan
(overheat). Beberapa kali terlihat mobil yang berhenti di pinggir jalan dan
ngebul radioatornya.
Walaupun begitu di jalur ini kita
dimanjakan dengan hamparan luas kebun teh di kiri kanan jalan. Banyak bis
wisata dari arah berlawanan yang parkir di pinggir jalan ini. Terlihat juga
beberapa rombongan turis dari luar negeri yang sedang asik menikmati hijaunya
kebun teh dan berfoto.
Perjalanan dengan banyak tanjakan dan
hamparan hijaunya kebun teh sudah mulai berkurang. Sekarang sudah mulai berganti
dengan pemandangan pepohonan di kiri kanan jalan. Satu dua bangunan juga mulai
terlihat. Ini pertanda sudah hampir mendekati Lembang. Saya mengurangi
kecepatan mobil sambil memperhatikan kiri kanan untuk mencari jalan yang ke
arah Tangkuban Parahu. Saya ternyata terlewat, karena jalan ke Tangkuban Parahu
kalau dari arah Ciater tidak terlalu jelas terlihat. Papan penunjuk pun minim
dan tertutup oleh spanduk-spanduk dan baliho entah untuk acara apa. Akhirnya
diputuskan untuk ke Maribaya dulu lalu siangnya ke Tangkuban Parahu.
Sesampainya di Lembang, di pertigaan ada
petunjuk jalan kalau ke Maribaya ambil jalan yang ke kiri. Tertulis jaraknya 4
km dari pertigaan Lembang. Saya mengikuti petunjuk arah itu. Jalanan ke kiri
ini makin ke dalam makin menyempit. Disana-sini banyak jalan bergelombang.
Sepintas disini seperti jalan lingkungan perumahan.
Setelah ketemu tempat wisata ala koboy, De
Ranch, masih jalan lurus. Ikuti saja jalan yang makin lama makin menurun dan
berkelok, tetapi tetap bergelombang. Mobil saya yang kemarin sesekali bunyi
kriyet, disini makin sering bunyinya akibat melewati jalan berbatu. Setelah
melewati turunan yang agak curam, nanti di sebelah kanan ketemu dengan parkiran
khusus bus. Saya masih terus. Sepertinya sudah hampir sampai di kawasan wisata
Maribaya.
Maribaya sekarang sudah di lenkapi oleh beberapa penginap dengan paslitas yang sangat bagus dan kami dari bellva traveling menyiapkan beberapa pilihan paket di maribaya resort.
Maribaya sekarang sudah di lenkapi oleh beberapa penginap dengan paslitas yang sangat bagus dan kami dari bellva traveling menyiapkan beberapa pilihan paket di maribaya resort.
Saat mau masuk ke loket pertama, karena agak padat saya diarahkan untuk ke loket kedua. Jaraknya masih beberapa ratus meter dari situ. Ketemu loket kedua dan membayar tiket masuk saya langsung menuju ke parkiran mobil dari pintu loket kedua ini. Walau sudah agak senior (baca: bapak-bapak) tetapi petugas loketnya melayani dengan ramah.